Kamis, 09 Oktober 2014

bertahan atau melepaskan?

bukankah terlalu egois rasanya jika kau menginginkan perempuan yang memulai?
tidak adil jika hanya satu pihak yang berusaha


bagaimana jika kita sama-sama saling berusaha?
bukankah kau ingin ada orang yang bisa membuka hatimu lagi?
aku juga begitu
jadi sebaiknya kita sama-sama berusaha
mungkin aku memang tidak se sempurna dia yang dulu pernah kau miliki
tapi setidaknya aku tak sebodoh dia yang akan menyia-nyiakanmu

kamu dan dia berbeda
dia sudah menjadi masa laluku untuk apa diungkit kembali
aku harap kamu orang yang lebih baik daripada dia

jujur saja aku ingin menyerah denganmu saat ini
aku sudah lelah
sikapmu bisa berubah ubah
aku tidak bisa mencerna dengan baik apakah itu sebuah kode atau apa
kenapa kau berani menyapaku jika tidak ada orang disekeliling?
kenapa kau mengabaikanku jika sedang dalam keramaian?
bukankah mereka sudah mengatakan jika aku kurang peka dan paham dengan kode?



kau hanya mengatakan don't say goodbye but say goodnight
entah untukku atau untuk dia yang ada di masa lalumu dan menginginkanmu untuk kembali dengannya
semua terserah padamu
kau bilang sulit untuk kembali tapi sulit untuk memulai dari awal pula
tapi apakah kau bersedia untuk tersakiti dengan hal yang sama lagi jika kembali dengannya?
tidak, aku tidak sedang meracau pikiranmu
aku hanya bicara tentang fakta

jadi sebaiknya apa yang harus aku lakukan?
bertahan atau melepaskan? :)

tamparan untuk pemendam rasa by daraprayoga.wordpress.com

Duduk. Dan berpikirlah.
“Aku yang lebih sayang sama kamu dibanding dia!”
Kalimat itu bukanlah sebuah persoalan, karena besar atau tidaknya sebuah sayang tidak akan berarti apa-apa kalau semua itu cuma dipendam.
Memendam perasaan bukan cara yang bagus untuk menunjukkan seberapa besar sayangnya kamu untuknya.
Risiko terbesar memendam perasaan adalah melihat dia dimiliki seseorang yang sayangnya tidak sebesar sayangmu.
Mau sayangmu lebih besar dari sayangnya, atau biarpun kamu yang lebih dahulu jatuh cinta padanya, semuanya sia-sia jika hanya dipendam.
Kamu boleh bangga punya sayang lebih besar atau lebih dulu jatuh cinta padanya, tapi pemenangnya tetap mereka yang mengungkapkan.
“Memendam perasaan” adalah makhluk yang akan menggerogoti hati sendiri… sampai habis. Tak bersisa.
Memendam perasaan adalah bom waktu. Tinggal tunggu, meledak menjadi ungkapan perasaan, atau menjadi ledakan tangisan.
Memendam perasaan karena takut jika mengungkapkan malah membuat jauh? Justru dengan memendam, kamu menjauhkan hati kamu, dengan hatinya.
Mereka yang sayangnya lebih besar tapi dipendam, terduduk di pojok hati penuh ruang. Mereka yang mengungkapkan, tersenyum menang.
Perasaan. Semakin dipendam, semakin tenggelam. Dalam diam.
Pada akhirnya, sayang yang lebih besar, cinta yg lebih dulu ada, tak ada apa-apanya jika dibandingkan rasa yang diungkapkan.
Untuk kamu yang memendam perasaan, selamat menunggu… selamanya.

Rabu, 01 Oktober 2014

aku kira kamu bisa

aku kira kamu bisa jadi betadine yang bisa nyembuhin luka
aku kira kamu bisa jadi coca cola yang bikin seger kalo lagi haus
aku kira kamu bisa jadi rexona yang setia setiap saat
aku kira kamu bisa jadi kupu-kupu menari yang ada di dalam perut
aku kira kamu bisa jadi kunang-kunang yang hadir disaat gelap
aku kira kamu bisa jadi spongebob yang selalu bikin happy
aku kira kamu bisa jadi haji sulam yang sinetronnya nggak ada habisnya
aku kira kamu bisa jadi coklat yang moodbooster banget
aku kira kamu bisa jadi tembok tempat aku bersandar
aku kira kamu bisa jadi operator yang selalu kasih kabar buat pelanggannya
aku kira kamu bisa jadi apa yang selama ini aku impiin
aku kira kamu bisa jadi milik aku
aku kira kamu bisa
karena semua yang aku kira itu cuma angan-angan aja
aku nggak suka berangan-angan sebenernya, tapi kamu yang maksa aku buat berangan-angan soal kamu dan aku
tapi aku nggak mau terus-terusan berangan-angan, capek
apa aku nyerah aja ya?
yaudah aku berhenti disini
kamu jalan sendiri ya, aku pilih jalan yang lain
kalo kamu berubah, kamu boleh ikut jalanku